Terkunci Dalam Kamar, Lansia di Jembrana Menjadi Korban Kebakaran
 |
| Petugas Pemadam Kebakaran Kabupaten Jembrana melakukan Pemadaman Api yang MEmbakar Rumah Korban |
Jembrana, Bali – Kebakaran melanda sebuah rumah di Lingkungan Bilukpoh, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, pada Rabu (13/8/25) malam. Peristiwa tragis ini mengakibatkan seorang pria lanjut usia (lansia) ditemukan meninggal dunia dengan luka bakar.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Jembrana, I Made Leo Agus Jaya saat dikonfirmasi pada Kamis 14 Agustus 2025, mengungkapkan kebakaran terjadi sekitar pukul 20.00 Wita. Menurut keterangan saksi Ni Ketut Sutarmi (63), listrik di rumahnya mendadak padam saat ia sedang memasak di dapur.
Saat memeriksa meteran listrik di halaman, saksi melihat kobaran api membakar rumah korban yang berada di sebelah utara rumahnya. Saksi kemudian berteriak meminta tolong kepada warga. Warga yang berdatangan berusaha memadamkan api dan segera menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Jembrana. Tiga unit mobil damkar tiba di lokasi sekitar pukul 20.20 Wita.
“Tim damkar langsung memadamkan sisa api di atap bangunan, lalu petugas mengevakuasi korban dari dalam rumah, baru dilanjutkan dengan pendinginan terhadap rumah yang terbakar,” bebernya.
 |
| Petugas mengevakuasi korban dari dalam kamar |
Saat ditemukan kata Leo, korban dalam kondisi luka bakar parah di seluruh tubuh dan dinyatakan meninggal dunia di lokasi oleh tim medis Puskesmas I Mendoyo. Dari hasil pemeriksaan luar juga tidak ditemukan tanda kekerasan, namun kulit korban mengeluarkan cairan dan tubuh sudah kaku.
“Diketahui, saat kebakaran terjadi, pintu kamar korban terkunci dari dalam. Keluarga menyampaikan bahwa selama dua hari terakhir korban tidak pernah keluar dari kamar,” ungkap Leo.
Lanjut Leo, dari laporan yang diterimanya dari Polisi Pamong Praja Desa, Kelurahan Tegalcangkring dari hasil TKP oleh Tim Identifikasi Polres Jembrana, dugaan penyebab kebakaran adalah korsleting arus listrik. Pihak keluarga menyatakan mengikhlaskan kepergian korban dan menolak dilakukan otopsi.
