![]() |
Jerih payah para seniman, untuk mempertahankan dan melesatarikan Jegog patut diapresiasi bukan malah di rendahkan apalagi dilecehkan. (dok foto :boby) |
Jembrana – “Jegog sudah tidak ada faedahnya di jaman sekarang, untuk apa dipertahankan (emoji ketawa),” bunyi salah satu kolom komentar di Media Sosial yang ditulis oleh akun yang mengatasnamakan simpatisan Tamba Dana. Komentar ini sontak mendapat reaksi dari seniman Jembrana, terutama seniman Jegog.
"Kami seniman paling tidak senang, politik jangan sampai seperti itu. Siapapun yang bicara dibalik layar itu tindakan yang tidak bertanggungjawab. Tidak menghargai leluhur yang telah mewariskan kesenian yang sudah terkenal hingga ke Mancanegara, " ungkap I Ketut Monoartha salah satu pelaku Jegog di Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo saat dihubungi awak media, Senin (18/11/24) .
Sesepuh Sekaa Jegog Tingklik Giri Swara Mendoyo Dauh Tukad ini sepakat akan merapatkan bersama dengan sesepuh dan seniman Jegog yang lain untuk mengambil sikap. Terkait apa yang mereka lakukan selama ini untuk melestarikan seni tradisi Jembrana, akan terus dilakukan meski diremehkan
Kekecewaan juga diutarakan oleh salah satu seniman Jegog asal Kelurahan Sangkar Agung, I Putu Boby Agus Darma. Menurutnya komentar tersebut sangat mencedrai para seniman Jegog yang menginginkan kesenian yang hanya ada di Jembrana tetap lestari. Seniman yang akrab di panggil Boby tersebut juga membantah Jegog tidak memiliki faedah. Buktinya saat ini banyak masyarakat Jembrana yang masih melestarikan dan mengandurngi Jegog,
“Bahkan tidak saja orang dewasa, namun generasi muda Jembrana banyak yang ikut sekaa Jegog, termasuk para pelajar, hampir disetiap sekolah ada Jegog,”ujarnya.
“Jelas kami selaku seniman Jegog merasa miris dengan pemberitaan atau setetemen di media sosial dan sangat kecewa, dengan ada pemberitaan kesenian jegog tidak ada faedah sekarang ini. Sedangkan kami di group Jegog Suar Agung sedang berjuang bagaimana kesenian Jegog bisa kemanca negara lagi,” imbuh Boby.
Seniman yang masih ada hubungan keluarga (cucu) dengan sang maestro Jegog I Ketut Suwentra menambahkan pihaknya bersama anak-anak muda Jembrana saat ini sedang aktip berkesenian Jegog. Meski merasa sangat kecewa, Boby mengajak para seniman Jegog untuk untuk tetap berkreasi mempertahankan kesenian khas Jembrana. harapannya kedepan Jegog bisa lagi pentas ke luar negeri seperti apa yang dilakukan dulu oleh sang maestro Jegog.
“Mereka belajar tabuh tradisi, ada kreasi, ada exsprimental yang di aransemen oleh anak muda Jembrana. Dengan adanya berita seperti ini saya berharap tidak mematahkan semangat para sekaa jegog. Mari sekaa Jegog jengah, kita bangkit bersama bahwa Jegog Jembrana selalu ajeg, dengan semangat mebarung, buktikan Jegog Jembrana berfaedah,”tegasnya.
Jegog sendiri sudah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan menjadi kesenian khas Jembrana. Saat ini tercatat ada 141 Sekaa tingklik dan 82 sekaa Jegog.