Jembrana Memiliki Potensi Pengembangan Bawang Merah Organik.

 

Bupati Jemrbana I Made Kembang Haryawan Bersama Wakilmya I Gede Ngurah Patriana Krisna Melakukan Panen Perdana Bawang Merah Organik di Subak Telepus, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Senin (10/03/12)

Jembrana – Kabupaten Jembrana terkenal dengan sektor pertanian. Bukan saja padi, namun sejumlah tanaman hortikultura juga sangat potensial di kembangkan di Jembrana. salah satunya tanaman bawang merah organik. Ini sudah dibuktikan dengan pengembangan bawang organik,  di subak telepus, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, yang sudah berhasil panen perdana, Senin (10/03/25). 

Panen perdana bawang organik dihadiri oleh Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan dan Wakilnya I Gede Ngurah Patriana Krisna. Kedua pemimpin Jembrana tersebut berbaur dengan undangan lainnya serta para petani yang hadir dalam acara panen perdana tersebut.

Usai pelaksanaan panen, Bupati Jemrbana I Made Kembang Hartawan menyebut bahwa potensi alam Jembrana sangatlah luar biasa, teutama di bidang pertanian, sehingga hari ini bisa dilihat panen perdana bawang organik sangat memuaskan. 

"Artinya Jembrana memiliki pontesi pertanian yang sangat menjanjikan, tinggal bagaimana kedepan kita kembangkan. Dari sini kita bisa melihat kedepan tanaman hortikultura khususnya bawang merah organik bisa di kembangkan lagi. Mudah-mudahan para petani bisa termotivasi atas capaian hari ini," jelasnya.

Lanjut Bupati Kembang, dengan produksi bawang organik merupakan bagian dari upaya mengendalikan inflasi khususnya harga kebutuhan pokok di Jembrana menjelang hari raya.

"Saya kira harga bawang akan normal di kabupaten Jembrana. Terima kasih kepada insvestor yang sudah memberikan motivasi kepada masyarakat di Jembrana, ini luar biasa," ujarnya.

Sementara itu, Owner PT. Dasa Vayu Alam Sari, Budi S. Prasetyo mengatakan program pengembangan bawang organik ini sudah di diskusikan sejak awal bersama Bupati dan Wakil Bupati Jembrana setelah ditetapkan sebagai pemenang Pilkada lalu.

"Mungkin ada yang berpikir, kan Bupati dan Wakilnyakan baru dilantik bulan lalu, kok sekarang sudah panen, ajaib sekali. Ini tidak ajaib, melaikan sudah didiskusikan sejak lama. Beliau sangat mensuport agrobisis terutama pertanian organik. Jadi ini bukan instan, bukan pencitraan tetapi program yang sudah dicanangkan sejak tahun kemarin," ungkapnya.

Lebih lanjut, Budi menuturkan pada siklus pertama ini jika diskalakan bawang organik dengan proses yang baru mampu menghasilkan 16,6 ton per-hektar. Kedepannya harapannya nanti pada siklus kedua, terjadi perbaikan tanah, terus kemudian pupuk organik yang mengandung microba berjalan baik, tanahnya semakin baik produktivitasnyapun akan meningkat bisa menyentuh angka 20 ton. 

Dari segi harga, Pihaknya menyampaikan bawang organik dipasaran berkisar 35 sampai 40 ribu perkilo. Sedangkan jika dijual disini/onside harganya mungkin kisaran 20 sampai 25 perkilonya. “Jadi jika kita panen 16,6 ton pada 1 hektar lahan dikalikan dengan 20 ribu saja itu hasilnya sudah 320 juta, sangat menjanjikan. Untuk itu, saya mengajak petani untuk mengembangkan pertanian holtikultura khususnya bawang merah organik,"bebernya. (sb/hmsjbr)


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال